Jambi – Kehandalan Wali Kota Jambi DR. H. Syarif Fasha, ME dalam mengomandoi dan meramu berbagai kebijakan dengan melahirkan berbagai kreasi dan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Kota Jambi, terus mendapat apresiasi berbagai pihak.
Hal tersebut setidaknya kembali tampak saat Wali Kota yang juga Doktor Ilmu Pemerintahan itu didaulat menjadi pembicara utama pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bintek) Pengelolaan Dana Desa bagi Kepala Desa (Kades) se – Kabupaten Kerinci. Ini kali ke 2 Wali Kota Fasha diminta menjadi nara sumber dalam kegiatan serupa, sebelumnya lulusan terbaik Program Doktor IPDN Jatinangor itu juga pernah menjadi pembicara pada Bintek Kompetensi Aparatur Desa pada tahun lalu.
Bintek yang diselenggarakan Lembaga Kajian Indonesia (LKI) yang terakreditasi di Kementerian Dalam Negeri dan bermitra dengan Kementerian Desa yang diikuti 113 orang Kepala Desa itu dibuka secara resmi oleh Karo Organissi Setda Provinsi Jambi Yazirman.
Selain nara sumber Wali Kota Jambi, paparan dan diskusi yang dipandu moderator Said Pariq, SH, MH itu turut pula menghadirkan pembicara dari Direktorat Jenderal Pemdes Kementerian Dalam Negeri DR. Ir. M. Zamzani.
Dalam paparannya, dihadapan seluruh Kades se-Kabupaten Kerinci, Wali Kota Fasha menyampaikan materi dan kiatnya tentang akuntabilitas penggunaan dana desa secara bijak dan maksimal bagi pembangunan desa.
“Dana desa harus digunakan secara bijak dan memberikan manfaat sebesarnya bagi masyarakat. Jika dana desa tersebut dirasa kurang, maka Kades harus mampu berinovasi, menciptakan nilai tambah dan menjadikan desanya memiliki ciri khas tertentu. Seperti desa penjahit, desa kuliner dan lain sebagainya,” sebut Fasha.
Menurut Wali Kota Fasha, dengan adanya inovasi, permasalahan di desa dapat terselesaikan. Fashapun menjelaskan secara singkat gambaran dan profil Kota Jambi, tantangan dan peluang, serta berbagai inovasi dan program pembangunan yang telah diimplementasikan selama hampir 5 tahun terakhir.
“Komitmen dan faktor kepemimpinan yang kuat terhadap pembangunan yang terarah, visioner dan serta didukung oleh daya juang, OPD Pemkot Jambi, mampu menuntaskan target pembangunan 5 tahun, selesai hanya dalam waktu 3 tahun saja. Hal itu juga wajib di replikasi oleh Kades sebagai kepala daerah otonom, seperti halnya Wali Kota dan Bupati dalam membangun dan memajukan desa. Desa butuh kepemimpinan yang baik dan didukung oleh seluruh lapisan masyarakat,” tambah Fasha.
Fasha juga berharap agar akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan dana desa harus dikedepankan agar, Kades terhindar dari permasalahan hukum. Musyawarah mufakat dan dukungan seluruh unsur pemerintahan desa dan masyarakat, turut pula harus di penuhi oleh Kades dalam menjalankan pemerintahan.
Dalam paparannya Fasha juga menjelaskan keberhasilan program inovasinya Kampung Bantar dan Bangkit Berdaya yang menjadi solusi dalam meningkatkan peran masyarakat dalam pembangunan serta mengatasi ketimpangan pembangunan antar wilayah, yang telah menjadi percontohan baik ditingkat nasional maupun internasional. Melalui program Bangkit Berdaya itu, Kota Jambi pun mendunia dengan berhasil meraih penghargaan internasional IOPD Award Recognition kategori “Best Citizen Participation” di Montreal Kanada pada 2017 lalu. Penghargaan itu sekaligus juga menempatkan Kota Jambi sebagai 30 besar kota terbaik dari 7000 kabupaten/kota di dunia yang memiliki inovasi sosial inspiratif, yang secara khusus mengedepankan peran serta dan partisipasi komunitas masyarakat.
Diakhir paparan, kepada media ini, salah satu peserta Busmarudin, Kepala Desa Bunga Tanjung Kecamatan Sitinjau Laut Kerinci, mengaku sangat termotivasi dengan berbagai raihan prestasi yang telah diraih oleh Wali Kota Fasha selama ini, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dirinyanya pun berharap agar kabupaten kota lain juga dapat melakukan hal yang sama, mengikuti jejak keberhasilan Kota Jambi. (man)