Merangin – Dampak wabah pandemi virus corona mulai dirasakan para Pedagang Kaki Lima (PKL) dimana beberapa pedagang kepada awak media mengeluh penghasilannya turun drastis sampai 80 persen.
“Sejak wabah Corona ini beban hidup semakin berat, dimana penjualan sepi sehingga penghasilan jauh berkurang sampai 80 persen dari hari sebelum ada wabah corona ini,”beber Rudi salah satu pedagang es buah dan mei menyampaikan keawak media, Rabu sore (29/4).
Menurut ia, sebelum ada wabah corona penghasilan dari jualan sehari semalam bisa mencapai kurang lebih Rp. 1 juta, namun sejak wabah corona penghasilan paling banyak Rp. 150 ribu.
“Kepala jadi pusing mikir hidup ini, kebutuhan hidup terus meningkat, sedangkan penghasilan jauh berkurang7. Semua harus dibayar seperti tagihan air minum, listrik, kontrak rumah dan kebutuhan makan sehari-hari tidak bisa ditunda,”keluhnya.
Hal senada disampaikan pedagang lainnya, Ajo sate (58) yang berjualan sate di taman PKK mengeluhkan hal yang sama, penghasilannya jauh berkurang turun drastis dari sebelum ada wabah corona.
“Sejak masuk bulan puasa dan wabah corona saya sudah tidak jualan lagi. Malam hari jualan tapi hasil tidak ada. Akhirnya kita putuskan tutup jualan dari pada rugi terus,”keluhnya.
Atas kondisi yang sangat menyulitkan ini, ia minta perhatian dari pemerintah daerah dan instansi terkait untuk memikirkan nasibnya yang tidak menentu karena jualan juga dibatasi.
“Semoga pemerintah daerah dan instansi terkait memikirkan nasib kami-kami ini orang kecil. Kebutuhan semakin banyak tetapi penghasilan tidak ada,”keluhnya. (bal).