Kota Jambi – Walikota Jambi, Syarif Fasha bersama forkopimda Satgas Kota Jambi, Waka DPR dari komisi IV bidang Pendidikan tinjau pelaksanaan belajar mengajar di sekolah dengan Penerapan Protokol Kesehatan. Senin (13/07/20).
Terdapat empat Sekolah yang di tinjau, yakni SMP N 5, SD Al Falah 1 (Pasar), SMP N 1, SD N 28. Dari hasil tinjauan, didapati protokol kesehatan sudah dijalankan dengan maksimal, namun terdapat beberapa SMP yang tidak full belajarnya kemudian meja yang belum dibersihkan karena tidak ada siswa.
Adapun SMP yang salah informasi dengan memberlakukan belajar berdasarkan hari. Fasha mengatakan, seharusnya sesuai dengan Petunjuk Teknis (juknis) yang ada. “Hari ini harus masuk dan yang mau masuk offline silakan masuk tetapi kelas 7, 8, 9 harus masuk semua,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, harus ada pembenahan kembali untuk minggu depan dan dikoreksi kembali. Untuk fasilitas sekolah, diketahui sudah lumayan cukup dengan protokol Kesehatan yang sudah dijalankan hingga tingkat anak-anak yang masuk juga sudah di atas 50%.
“Mudah-mudahan ini berjalan sampai dengan akhir Juli dan di awal Agustus nanti akan bertambah terus setiap hari,” tambahnya.
Fasha menghimbau kepada masyarakat kota Jambi yang anak-anaknya di tingkat SD dan SMP dipersilahkan datang berkunjung ke sekolah dan melihat langsung kondisi sekolah anak-anak, apakah protokol kesehatan dijalankan atau belum.
Kepada anak-anak memiliki gejala-gejala sakit asma dan lain sebagainya di sarankan untuk tidak ikut belajar tatap muka, namun tetap melakukan dengan online yang akan tetap dilayani.
Kementerian pendidikan telah mengeluarkan bahwa yang boleh melaksanakan KBM adalah zona hijau. Diketahui saat ini Kota Jambi berada di zona kuning.
Fasha menegaskan bahwa keputusan ini adalah keputusan Pemkot. “Kami yang tahu, kami yang melihat potensi-potensi yang ada. Tidak bisa di sama ratakan dengan pulau Jawa, kami yang paham kapan kami akan mengeluarkan Ini semua,” tegasnya.
Setelah itu juga, mengenai pasien-pasien Covid-19 sudah minim, pemkot menerapkan relaksasi di bidang ekonomi dan bidang sosial kemasyarakatan dan diperluas lagi di bidang pendidikan.
Diketahui jumlah sekolah yang telah menerapkan relaksasi di bidang pendidikan lebih dari separuh. Dalam hal ini, pemkot tegas apabila satuan pendidikannya masih minim di protokol kesehatan tidak perbolehkan.
Dengan penerapan relaksasi di bidang pendidikan yang memancing cluster baru di dunia sekolah, Fasha meminta untuk jangan langsung berpikir negatif. Sebagai manusia itu berpikir positif, kalau tidak mencoba hari ini, kapan lagi untuk mencoba.
“Jadi Jangan berpikir Cluster-Cluster sekolah segala macam. Niat kita ini mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan bukan mau gagah-gagahan. Dengan semua pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan analisis dari sekian bulan kita merawat pasien dan lonjakan-lonjakan kasus, karena kasus sudah menurun semua, maka Insya Allah kota Jambi sudah aman,” Ujarnya.
Bagi orang tua yang belum siap untuk penerapan tatap muka, pemkot tidak paksakan, karena ini sifatnya uji coba dan bukan cerita zona hijau, kuning dan merah.
Di Kota Jambi terdapat 500 anak-anak SMP yang tidak bisa mengikuti online karena dari keluarga tidak mampu yang tidak memiliki android. Dengan adanya hal tersebut, pemkot tidak akan membiarkan itu semua.
Terkait insentif para petugas kesehatan Kota Jambi sudah di cairkan semua. Fasha mengatakan, untuk hal itu jangan takut, karena Kota Jambi paling tertib. Di ketahui relawan Covid-19 sudah tiga kali menerima honor yakni dari bulan Mei, Juni, Juli 2020 sudah menerima honor dari APBD, namun untuk dana APBN belum dikeluarkan, karena dana APBN akan di rapel oleh Kementerian Kesehatan.
“Sumber dana APBD sudah kita keluarkan semua, tidak hanya tenaga medis saja, tenaga non medis yang bertugas sudah terima dan tidak pernah telat,” Tutupnya. (Ri)