Jambi – Upaya mengatasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Provinsi Jambi, Gubernur Jambi Fachrori Umar undang seluruh petinggi, Pejabat dan Dinas terkait untuk duduk bersama, Kamis (19/09/2019). Rakor penangan Karhutla bertempat di Auditorium Rumah Dinas Gubernur Jambi sekitar pukul 08.30 Wib.
Dalam pertemuan tersebut Gubernur bersama 41 Instansi yang ada di Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi terkait, membicarakan tentang dampak terhadap kondisi kesehatan, perekonomian, sosial dan kerusakan lingkungan, akibat Karhutla yang terjadi sampai saat ini.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Muaro Jambi, Masnah Busro menyampaikan keluhannya terhadap kendala yang dihadapi dalam mengatasi Karhutla terjadi di wilayahnya.
“Kami sampaikan disini, bahwa kami dari pemerintah Muaro Jambi saat terbatas terkait prasarana, dan alat-alat pemadaman yang dimiliki Muaro Jambi. Sehingga membuat kami merasa kesulitan dalam mengatasi kebakaran yang terjadi.” kata Masnah.
Oleh karena itu, dirinya meminta kepada Pemprov Jambi agar dapat memfasilitasi alat-alat pemadaman tersebut. Mengingat Pemda muaro Jambi sangat keterbatasan alat, dalam menanangani karhutla yang terjadi.
“Kalau saja alat-alat seperti Fuso ada 2 atau 4 yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Jambi, bisa kita menyedot air dari aliran sungai besar yang ada di Muaro Jambi. Nah itu lah kendala dari TNI Polri dan Manggal Agni dalam mengatasi kebakaran yang terjadi di Muaro Jambi.” jelasnya.
Selain itu, Bupati Muaro Jambi itu juga berharap kepada Gubernur dan DPRD Provinsi Jambi, dapat membantu dalam memfasilitasi perusahaan-perusahaan, dalam upaya mengatasi Karhutla yang yang terjadi saat ini, khususnya Muaro Jambi.
“Agar mereka lebih bisa, dan peduli lagi dalam mengatasi Karhutla yang terjadi di Muaro Jambi.” tambahnya.
Kata Masnah, permasalahan kedua adalah swasta. Dimana perusahaan yang ada, belum banyak berpartisipasi. Sementara pemkab, terbatas perijinan.
“Yang kedua, kami bersama pak Danrem, sudah pernah mengundang perusahaan untuk mengantisipasi, menjaga dan membantu penanganan. Akan tetapi, hanya 30 persen yang berpartisipasi,” ungkapnya.
Masnah juga menceritakan, bahwa dirinya pernah ikut seharian di Posko Pemadaman di Muaro Jambi, keadaannya sangat memperihatinkan sekali. Fasilitas seperti masker Oksigen sangat terbatas, dan alat-alat lainnya.
“Udara disitu saat pekat pak, masker oksigen, fasilitas kurang, dan tim kami hanya menggunakan alat-alat apa adanya dalam memadamkan kebakaran tersebut.” imbuhnya.
Meski demikian, ia bangga dengan tim Satgas Karhutla yang terdiri dari TNI Polri dan Manggala Agni di Muaro Jambi, yang bekerja keras dalam mengatasi kebakaran tersebut, meskipun menggunakan alat-alat seadanya.
“Saya bangga dengan tim dari TNI Polri, Manggala Agni, mereka sangat sigap dan gigih dalam memadamkan api tersebut.” pungkasnya. (Adv)