Photo : Drs. H.M Zubir M.Pd Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Merangin
Merangin – Terkait himbauan Bupati Merangin H. Al Haris yang minta proses belajar mengajar siswa kembali secara tatap muka bisa dilakukan di semua sekolah direspon oleh Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Merangin HM. Zubir.
Kepada awak media, H.M Zubir menyampaikan setelah ikut mendampingi Bupati berkunjung ke beberapa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta mempertimbangkan Kabupaten Merangin sudah masuk zona hijau Covid-19, maka mulai hari Senin (15/3/2021) dijadwalkan seluruh sekolah di Kabupaten Merangin mulai melakukan proses belajar tatap muka dengan sistem shift atau bergantian.
“Merespon himbauan dari Bupati Merangin mulai hari Senin (15/3/2021) seluruh siswa SD kelas 1 sampsi kelas 6 dijadwalkan kembali proses belajar dengan tatap muka,”jelas H.M Zubir saat berbincang dengan awak media diruang kerjanya, Rabu (11/3).
Lanjut ia, dalam proses belajar tatap muka baik siswa SD maupun SMP tetap menerapkan protokol kesehatan yaitu 4M (Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan dan Menghindari Kerumunan).
Selain itu bagi sekolah yang siswanya dalam satu ruangan jumlahnya melebihi 18 orang, maka diatur dengan cara bergantian atau sistem shift.
“Untuk tempat duduk siswa nantinya tetap di buat jarak dalam proses belajar mengajar,”imbuhnya.
Penerapan proses belajar mengajar tatap muka dijelaskan oleh H.M. Zubir, Dinas Pendidikan melalui sekolah masing-masing setiap orang tua/wali murid terlebih dahulu diminta membuat surat pernyataan dimana menyetujui atau tidak menyetujui anak-anaknya belajar tatap muka.
Bagi orang tua/wali murid yang tidak setuju anak-anaknya masuk sekolah dengan belajar tatap, di minta juga buat surat pernyataan dengan mengikuti sekolah darling.
“Untuk rencana penerapan proses belajar mengajar dengan tatap muka, Surat Edaran sedang kita buat dan akan diedarkan keseluruh sekolah,”paparnya.
Untik Taman Kanak-kanak (TK) sesuai himbauan Bupati yang berada di dalam Kota Bangko dan pusat keramaian lainnya belum bisa sepenuhnya menerapkan proses belajar mengajar secara tatap muka di sekolah.
‘’Untuk TK yang berada di desa terpencil, sudah bisa belajar secara tatap muka, karena sekolah tidak banyak dikunjungi banyak orang. Kalau TK dalam kota, masih sering dikunjungi banyak tamu, masih rawan bagi anak-anak,”imbuhnya. (gas).