Jambi – Apel Gabungan BPBD Kabupaten Kota Provinsi Jambi, Tim Reaksi Cepat, Basarnas dan Tagana Provinsi Jambi di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi dipimpin langsung Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Sabtu (16/3/2019).
Doni Monardo menyampaikan dalam rangkaian acara dalam rapat koordinasi selama kunjungan kerja di Jambi, dirinya mengharapkan adanya kesamaan frekuensi menyikapi bencana dan ada beberapa potensi yang dapat dijadikan sebagai rujukan dalam program-program yang akan datang, terutama untuk mencegah terjadinya bencana termasuk juga mitigasi dan juga pengurangan resiko bencana, dan kesiapsiagaan serta yang berhubungan dengan sistem peringatan dini.
“Masalah banjir dan tanah longsor dalam beberapa bulan terakhir ini hampir semua wilayah Indonesia, melihat perkembangan ini rasanya ada sesuatu yang mungkin belum maksimal sehingga banjir dan tanah longsor tanggal 1 Januari sampai hari kemarin 160 yang telah menjadi korban akibat banjir dan tanah longsor,” ungkap Doni Monardo.
Menurut Kepala BNPB terkait peristiwa banjir dan tanah longsor akan berulang pada waktu yang tidak bisa ditentukan, oleh karenanya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengharapkan kedepan tidak hanya tentang tanggap darurat peristiwa banjir namun upaya pencegahan kelancaran drainase pengangkatan sedimentasi yang ada di sungai-sungai. “Mengembalikan fungsi konservasi, daerah yang tidak memiliki vegetasi kawasan hulu yang gundul tidak ada tanaman maka peristiwa peristiwa banjir sepanjang tahun akan terulang,” kata Doni Monardo.
Langkah kedua yang mendapat atensi adalah peristiwa kebakaran hutan tahun 2014 dan 2015 terjadi peristiwa pembakaran hutan dan lahan yang luas tidak kurang dari 3 bulan warga Jambi mengalami penderitaan juga terganggu kesehatan paru paru manusia dipenuhi oleh karbon monoksida dan juga karbondioksida akibat udara yang tercemar.
“Membuat kita tidak nyaman, susah bernafas, anak-anak tidak mendapatkan kesempatan jam pelajaran berkurang dan ini akan mengurangi kualitas pendidikan, berdasarkan data dari BMKG untuk awal Juni Tahun 2019 sudah masuk awal kemarau, datangnya api mungkin karena kekeringan, temperatur tinggi, gesekan alam atau kayu kering, dan perbuatan manusia baik sengaja maupun tidak sengaja dan ini menjadi perhatian bersama agar tidak terjadi kebakaran,” tegas Doni Monardo.
Upaya tim BPBD mengajak masyarakat mencegah terjadinya kebakaran serta mengurangi resiko banjir dengan menjaga hutan dan lahan dari bahaya kegundulan serta menjaga lingkungan dan sungai dari sedimentasi maupun sampah yang dibuang kesungai juga menjadi upaya menjaga alam yang penting dilakukan demi kelansungan hidup yang bersahabat dengan lingkungan.
Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Drs. H.M.Dianto,M.Si, juga ikut hadir dalam Apel Gabungan sekaligus menyaksikan simulasi pemadaman kebakaran menggunakan alat semprot api. (Man)