Jakarta – Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin tidak khawatir dengan hasil survei terbaru Pusat Kajian dan Pembangunan Strategis (Puskaptis). TKN menganggap hasil survei Puskaptis bersifat hoaks dan sandiwara sebagaimana karakter politik Prabowo-Sandi.
Dalam survei Puskaptis terbaru, pasangan Jokowi-Maruf Amin unggul tipis dibandingkan pasangan Prabowo-Sandiaga. Elektabilitas paslon 02 sebesar 41,80% sedangkan paslon 01 sebesar 45,90%.
“Hasil survei Puskaptis serupa dengan karakter politik kubu Prabowo-Sandiaga yang doyan menebar hoaks dan sandiwara,” ujar Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding, Selasa (29/1).
Politikus PKB itu berujar, lembaga survei Puskaptis tak perlu ditanggapi serius karena secara empiris dan epistemologis sudah cacat dan penuh cela. Ini karena ulah mereka sendiri yang selalu keliru dalam survei bahkan hitung cepat.
Karding menambahkan, pada Pilpres 2014 Puskaptis pernah menyatakan pasangan Prabowo-Hatta menang dari Jokowi-JK tapi nyatanya KPU menentapkan Jokowi-JK yg menjadi presiden dan wakil presiden.
Saat Pilkada Jakarta 2012, Puskaptis menyebut Jokowi-Ahok tidak akan bisa mengalahkan petahanan Fauzi Bowo-Nachrawi Ramli, tapi nyatanya yang dilantik di DPRD menjadi gubernur dan wakil gubernur adalah Jokowi-Ahok.
“Pada 2012 Puskaptis juga pernah membuat lelucon dengan menyatakan Hatta Rajasa adalah cawapres ideal padahal pilpres masih dua tahun lagi,” ucap Karding.
TKN Jokowi-Ma’ruf merasa tidak merasa khawatir apalagi takut dengan hasil survei Puskaptis. Karena TKN tidak peduli dengan Puskaptis. “Jadi biarkan saja mereka menebarkan berbagai macam klaim. Kita tertawakan saja sebagai lelucon di tahun politik. Namanya juga orang cari makan,” katanya.
Hingga saat ini, sambung Karding, pihaknya meyakini Jokowi dan Ma’ruf akan memenangkan Pilpres dengan telak. Ini berdasarkan sejumlah lembaga survei yang kredibel bukan abal-abal.
“Data Lingkaran Survei Indonesia per Desember 2018 misalnya menyatakan Jokowi unggul 54,2% dibandingkan Prabowo-Sandi yg hanya memperoleh 30,6%. Kemudian Litbang Kompas menyatakan Jokowi-Ma’ruf unggul 52,6% jauh meninggalkan Prabowo-Sandi yang cuma memperoleh 32,7%,” tuturnya.
Unggulnya Jokowi dan Ma’ruf dalam survei tentu bisa dijelaskan secara nalar. Pasangan ini saling melengkapi dari sisi latar belakang. Jokowi merupakan mantan pengusaha yg matang di pemerintahan dan mengelola birokrasi, sementara Kiai Ma’ruf matang di bidang ilmu keagamaan. Kombinasi bersatunya ulama dan umara yang ideal.
“Selain itu, Pak Jokowi merepresentasikan kelompok nasionalis, Kiai Ma’ruf merepresentasikan kelompok muslim. Dua kelompok yang memiliki kontribusi besar bagi kemerdekaan dan memajukan bangsa,” ujar Karding.
Sumber: okezone.com